Tiket Laskar Dagelan Jogja Sold Out

"Ini berangkat dari keprihatinan terhadap bangsa ini."

Malam ini ada pemandangan berbeda di Taman Ismail Marzuki. Selain tenda-tenda kuliner khas Yogyakarta, ada sebuah layar yang dipasang di halaman antara Graha Bhakti Budaya dan Teater Kecil.

Layar yang dipasang di halaman pasar kuliner itu dipadati oleh ratusan pengunjung. Layar tersebut akan digunakan untuk menampilkan pertunjukan Musikal Plesetan Laskar Dagelan.

"Sengaja dipasang layar karena tiketnya sudah habis, nanti yang nggak bisa lihat bisa ngamuk karena ini kan tontonan buat semuanya," kata Butet Kertaradjasa, tim kreatif pertunjukkan, saat ditemui di Graha Bhakti Budaya, Selasa 29 Maret 2011 malam.

Sebenarnya, pertunjukan Laskar Dagelan digelar di panggung Graha Bhakti Budaya, namun karena tiket yang tersedia sudah terjual habis, maka panitia sengaja memasang layar di halaman pasar kuliner. Tiket pertunjukan dibagi menjadi tiga kelas yaitu VIP (Rp 150ribu), Wing (Rp 100ribu) dan Balcon (Rp 75ribu). Gedung Graha Bhakti Budaya sendiri berkapasitas 810 tempat duduk.

Selain malam ini, pertunjukan masih akan digelar dua kali pada esok hari, 30 Maret 2011. Pertunjukan akan digelar pada siang dan malam hari.

"Ini berangkat dari keprihatinan terhadap bangsa ini, banyak usaha berbagai pihak untuk menyeragamkan Indonesia. Itu mengkhianati semangat pendiri bangsa ini, dari awal mereka bilang bahwa kita ini kan plural, makanya harus bisa saling menghargai," ujar seniman asal Yogyakarta itu.

Disutradarai oleh Djaduk Ferianto, pertunjukan ini mengambil idiom-idiom kesenian Jawa, terutama dari kota pelajar, Yogyakarta. Plesetan, musikal, dan dagelan dianggap menjadi kemasan yang paling pas untuk mengkritik beberapa peristiwa yang belakangan terjadi di Indonesia.

Tontonan bak layar tancap pun menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat Jakarta. Tontonan ini juga sekaligus menjadi ajang melepas rindu bagi pendatang asal Yogyakarta yang kebetulan tinggal di Ibukota.

'Laskar Dagelan From Republic Jogja With Love' dibintangi oleh Marwoto, Hanung Bramantyo, Susilo Nugroho alias Den Baguse Ngarso, Yu Ningsih dan Gareng Rakasiwi. Pertunjukan ini juga dimeriahkan oleh musik hiphop berbahasa Jawa garapan Jogja Hiphop Foundation.

0 komentar:

Posting Komentar